Mega Aulia

Status Penggunaan Media Sosial Saat Ini

Sebulan terakhir saya memutuskan untuk aktif lagi di media sosial. Akun twitter (masih belum mau bilang X) yang kemarin dideaktivasi, saya aktifkan kembali. Saya mengecek facebook. Instagram di-install lagi. YouTube dibuka lagi di ponsel. Hanya satu yang tidak saya install: TikTok.

Berikut adalah hasil pengamatan saya setelah mencoba kembali media-media tersebut.

TikTok

Meskipun jelas-jelas TikTok menjadi juara media sosial di Indonesia, bahkan dunia, mata saya rupanya sudah lelah dan nggak kuat. Short video dan video vertikal memberikan kelelahan yang amat sangat untuk mata saya.

Efeknya aneh, bikin addict tapi bukan karena betah. Karena nanggung dan "penasaran" aja apa yang ada di bawahnya. Discoverability TikTok memang luar biasa, tapi kalau saya nggak berbisnis, sepertinya TikTok bukan buat saya.

Instagram

Instagram hanya saya pakai untuk catching up with friends dan sesekali window shopping. Bagian “sesekali”nya harus saya garisbawahi, karena kalau tergoda bisa-bisa waktu habis untuk mindless scrolling online shop.

Bagaimanapun, instagram adalah tempat saya dan teman-teman lama terhubung. Its nice to know what are they up to, dan ngga akan bikin saya scroll kelamaan juga.

Akun window shopping saya pisahkan dengan akun pribadi. Jadi ada waktu dan akun sesuai keperluan.

Twitter (X)

Tempat yang awalnya jadi tempat paling nyaman untuk saya, berubah jadi gudang noise. Setiap sekian post, ada iklan. Iklannya belum tentu yang saya suka. Belum lagi konten repost video dengan reply banyak bot di bawahnya.

Itu hanya sedikit masalah. Lainnya: algoritmanya sulit sekali disesuaikan dengan keinginan sendiri. Mungkin karena sudah terlalu lama (akun saya sudah belasan tahun, dan saya hampir tidak pernah berhenti aktif di sana). Mungkin karena algoritmanya aja makin shitty .

Selain iklan, Twitter cenderung mengutamakan breaking news alias isu terbaru. Buat saya sekarang membuka feed Twitter agak mirip-mirip kalau saya buka news site: headlinenya sensasional tanpa penjelasan mendalam, penuh keributan, dan bukan hal yang sebetulnya diminati.

Teman-teman saya masih ada di twitter, tapi aktivitas saya sudah jauh berkurang.

Facebook

Nggak ada kata lain selain prokrastrinasi. Saya hanya buka facebook saat membutuhkan distraksi lain. Nggak ada kepentingan dan nggak ada keperluan. Masih join facebook kalau perlu grup jual beli dan komunitas tertentu. Selebihnya tidak.

Sejujurnya, saat menulis ini saya juga ada keinginan untuk mengecek facebook just because; yah, tidak ada fungsinya. Tapi akunnya masih dibutuhkan.

Threads

Sebulan terakhir, saya lebih aktif di threads. Keunggulannya adalah tidak ada iklan dan relatif masih “sepi”. So diskusi relatif masih bisa terjaga. Yang paling saya suka adalah algoritmanya masih bisa di-training dengan baik oleh kita. Karena akun saya juga baru, dan meta lebih pandai mengatur algo, kayaknya.

Memang sih kadang ada eror; saya reply tentang satu topik, lalu seharian itu saya akan dibombardir dengan topik tersebut, padahal cuma sekali jawab dan nggak ada minat apa pun. Setelah beberapa kali terjadi, saya menanggulangi dengan mencari topik minat saya di search box, lalu menjawab/ikut dalam diskusi yang menarik hati. Dengan cara ini, algoritma pun bisa “dibersihkan”.

Simpulan tentang Media Sosial

Seperti obrolan saya dengan rekan sesama blogger beberapa waktu lalu, memang kita nggak bisa benar-benar meninggalkan media sosial. Terlebih bagi kita yang membutuhkan fungsi aslinya, sebagai media untuk networking dan memperkenalkan diri ke jagat sana.

Sayang sekali, kita bukanlah artis terkenal atau anak presiden, jadi media sosial adalah cara mudah untuk membuat diri dikenal, walaupun pada prakteknya tidaklah mudah. Saya sendiri belum tahu akan mem-brand diri sendiri menjadi apa; saya hanya ingin menjadi diri saya sendiri, dan Threads saat ini menjadi lokasi yang menenangkan untuk bertemu dengan teman dengan minat yang sama.

So, meet me at threads.net/@gentlesundayy !

Reply via email or comment on guestbook

#id #learning